KEISTIMEWAAN MALAM LAILATUL QADAR
Keutamaannya sangat besar, karena malam ini menyaksikan turunnya Al-Qur’an Al-Karim, yang membimbing orang-orang yang berpegang dengannya ke jalan kemuliaan dan mengangkatnya ke derajat yang mulia dan abadi. Umat Islam yang mengikuti sunnah Rasulnya tidak memasang tanda-tanda tertentu dan tidak pula menancapkan anak-anak panah untuk memperingati malam ini, akan tetapi mereka berloma-lomba untuk bangun di malam harinya dengan penuh iman dan mengharap pahala dari Allah. Inilah wahai saudaraku muslim, ayat-ayat Qur’aniyah dan hadits-hadits nabawiyah yang shahih menjelaskan tentang malam tersebut.
1. Keutamaan
Malam Lailatul Qadar
Cukuplah untuk mengetahui tingginya
kedudukan Lailatul Qadar dengan mengetahui bahwasanya malam itu lebih baik dari
seribu bulan, Allah berfirman.
“Sesungguhnya Kami menurunkanAl-Qur’an pada malam Lailatul Qadar, tahukah engkau apakah malam Lailatul Qadar
itu ? Malam Lailatul Qadar itu lebih baik dari seribu bulan, pada malam itu
turunlah melaikat-malaikat dan Jibril dengan izin Allah Tuhan mereka (untuk
membawa) segala usrusan, selamatlah malam itu hingga terbit fajar” [Al-Qadar/97
: 1-5]
Dan pada malam itu dijelaskan
segala urusan yang penuh hikmah. Sesungguhnya Kami menurunkannya pada suatu
malam yang diberkahi dan sesungguhnya Kami-lah yang memberi peringatan. Pada
malam itu dijelaskan segala urusan yang penuh hikmah, (yaitu) urusan yang besar
dari sisi Kami. Sesungguhnya Kami adalah Maha mendengar lagi Maha Mengetahui”
[Ad-Dukhan/44 : 3-6]
2.
Waktunya
Diriwayatkan dari Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bahwa malam tersebut terjadi pada tanggal
malam 21,23,25,27,29 dan akhir malam bulan Ramadhan. [1] Imam Syafi’i berkata :
“Menurut pemahamanku. wallahu ‘alam, Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam
menjawab sesuai yang ditanyakan, ketika ditanyakan kepada beliau : “Apakah kami
mencarinya di malam ini?”, beliau menjawab : “Carilah di malam tersebut” [2]
Pendapat yang paling kuat, terjadinya malam Lailatul Qadar itu pada malam
terakhir bulan Ramadhan berdasarkan hadits Aisyah Radhiyallahu ‘anha, dia
berkata Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beri’tikaf di sepuluh hari
terkahir bulan Ramadhan dan beliau bersabda.
“Carilah malam Lailatul Qadar di (malam
ganjil) pada 10 hari terakhir bulan Ramadhan” [3] Jika seseorang merasa lemah
atau tidak mampu, janganlah sampai terluput dari tujuh hari terakhir, karena
riwayat dari Ibnu Umar, (dia berkata) : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda.
“Carilah di sepuluh hari terakhir, jika tidak
mampu maka jangan sampai terluput tujuh hari sisanya” [4] Ini menafsirkan
sabdanya. أَرَى رُؤْيَا كُمْ قَدْ تَوَاطَأَتْ فَمَنْ كَانَ مُتَحَرِّيَهَا فَلْيَتَحَرَّ
هَا فيْ السَّبْعِ الأَوَاخِِرِ Baca Juga
Bagaimana Menghidupkan Lailatul Qadar Dan Kapan? “Aku melihat mimpi
kalian telah terjadi, barangsiapa yang mencarinya carilah pada tujuh hari
terakhir” [5] Telah diketahui dalam sunnah, pemberitahuan ini ada karena
perdebatan para sahabat. Dari Ubadah bin Shamit Radhiyallahu ‘anhu, ia berkata
: Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam ke luar pada malam Lailatul Qadar,
ada dua orang sahabat berdebat, beliau bersabda : “Aku keluar untuk mengkhabarkan
kepada kalian tentang malam Lailatul Qadar, tapi ada dua orang berdebat hingga
tidak bisa lagi diketahui kapannya; mungkin ini lebih baik bagi kalian, carilah
di malam 29. 27. 25 (dan dalam riwayat lain : tujuh, sembilan dan lima)” [6]
Telah banyak hadits yang mengisyaratkan bahwa malam Lailatul Qadar itu pada
sepuluh hari terakhir, yang lainnya menegaskan, di malam ganjil sepuluh hari
terakhir. Hadits yang pertama sifatnya umum sedang hadits kedua adalah khusus,
maka riwayat yang khusus lebih diutamakan dari pada yang umum, dan telah banyak
hadits yang lebih menerangkan bahwa malam Lailatul Qadar itu ada pada tujuh
hari terakhir bulan Ramadhan, tetapi ini dibatasi kalau tidak mampu dan lemah,
tidak ada masalah, dengan ini cocoklah hadits-hadits tersebut tidak saling
bertentangan, bahkan bersatu tidak terpisah. Kesimpulannya. Jika seorang muslim
mencari malam lailatul Qadar carilah pada malam ganjil sepuluh hari terakhir :
21, 23,25,27 dan 29. Kalau lemah dan tidak mampu mencari pada sepuluh hari terakhir,
maka carilah pada malam ganjil tujuh hari terakhir yaitu 25,27 dan 29. Wallahu
‘alam 3. Bagaimana Mencari Malam Lailatul Qadar.? Sesungguhnya malam yang
diberkahi ini, barangsiapa yang diharamkan untuk mendapatkannya, maka sungguh
telah diharamkan seluruh kebaikan (baginya). Dan tidaklah diharamkan kebaikan
itu, melainkan (bagi) orang yang diharamkan (untuk mendapatkannya). Oleh karena
itu dianjurkan bagi muslimin (agar) bersemangat dalam berbuat ketaatan kepada
Allah untuk menghidupkan malam Lailatul Qadar dengan penuh keimanan dan
mengharapkan pahala-Nya yang besar, jika (telah) berbuat demikian (maka) akan
diampuni Allah dosa-dosanya yang telah lalu. Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda. مَنْ قَامَ لَيْلَةَ الْقَدْرِ إَيْمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ
مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ “Barang siapa berdiri (shalat) pada malam Lailatul
Qadar dengan penuh keimanan dan mengharap pahala dari Allah, maka diampuni
dosa-dosanya yang telah lalu” [7] Disunnahkan untuk memperbanyak do’a pada
malam tersebut. Telah diriwayatkan dari Sayyidah Aisyah Radhiyallahu ‘anha,
(dia) berkata : “Aku bertanya, “Ya Rasulullah ! Apa pendapatmu jika aku tahu
kapan malam Lailatul Qadar (terjadi), apa yang harus aku ucapkan ?” Beliau
menjawab, “Ucapkanlah : اللَّهُمَّ إِنَّكَ عَفُوٌّ تُحِبُّ الْعَفْوَ فَاعْفُ عَنِّي
“Ya Allah Engkau Maha Pengampun dan mencintai orang yang meminta ampunan, maka
ampunilah aku” [8] Saudaraku -semoga Allah memberkahimu dan memberi taufiq
kepadamu untuk mentaati-Nya- engkau telah mengetahui bagaimana keadaan malam
Lailatul Qadar (dan keutamaannya) maka bangunlah (untuk menegakkan shalat) pada
sepuluh malam terakhir, menghidupkannya dengan ibadah dan menjauhi wanita,
perintahkan kepada isterimu dan keluargamu untuk itu, perbanyaklah perbuatan ketaatan.
Dari Aisyah Radhiyallahu ‘anhuma. كَانَ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
إِذَا دَخَلَ الْعَشْرُ شَدَّ مِئْزَرَهُ وَ أَحْيَ لَيْلَهُ، وَ اَيْقَظَ أَهْلَهُ
Baca Juga Perkara-Perkara Yang Merusak
(Membatalkan) Puasa “Adalah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam, apabila
masuk pada sepuluh hari (terakhir bulan Ramadhan), beliau mengencanngkankainnya [9] menghidupkan malamnya dan membangunkan keluarganya” [10] Juga dari
Aisyah, (dia berkata) : كَانَ رَسُوْلُ اللَّه صَلَّى اللَّه عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَجْتَهِدُ
فِي الْعَشْرِ مَا لاَ يَجْتَهِدُ فِيغَيْرِهَا “Adalah Rasulullah Shallallahu
‘alaihi wa sallam bersungguh-sungguh (beribadah apabila telah masuk) malam
kesepuluh (terakhir) yang tidak pernah beliau lakukan pada malam-malam lainnya”
[11] 4. Tanda-Tandanya Ketahuilah hamba yang taat -mudah-mudahan Allah
menguatkanmu degan ruh dari-Nya dan membantu dengan pertolongan-Nya-
sesungguhnya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menggambarkan paginya
malam Lailatul Qadar agar seorang muslim mengetahuinya. Dari ‘Ubay Radhiyallahu
‘anhu, ia berkata : Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda. صَبِيْحَةُ
لَيْلَةِ الْقَدْرِ تَطْلُعُ الشَمسُ لاَ شعاع لَهَا، كَاَنَهَا طَشْتٌ حَتَّى تَرْتَفَعُ
“Pagi hari malam Lailatul Qadar, matahari terbit tidak menyilaukan, seperti
bejana hingga meninggi” [12] Dari Abu Hurairah, ia berkata : Kami menyebutkan
malam Lailatul Qadar di sisi Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau
bersabda. أَيُكُم يَذْكُرُ حِيْنَ طَلَعَ الْقَمَرُ، وَهُوَ مِشْلُ شِقِّ جَفْنَةٍ
“Siapa di antara kalian yang ingat ketika terbit bulan seperti syiqi jafnah”
[13] Dan dari Ibnu Abbas Radhiyallahu ‘anhuma, ia berkata : Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “(Malam) Lailatul Qadar adalah malam
yang indah, cerah, tidak panas dan tidak juga dingin, (dan) keesokan harinya
cahaya sinar mataharinya melemah kemerah-merahan” [14]
Komentar
Posting Komentar