PERPADUAN CHINA DAN TIMUR TENGAH MENJADI BAKSO
Bakso merupakan makanan yang sangat tersohor, mudah ditemui, dan terkenal kelezatannya. Namun pernahkah Anda menikmati bakso kambing. Padahal kambing sendiri lazim diolah terutama oleh warga daerah Solo, Semarang, Yogyakarta, hingga Jakarta. Namun, bakso dan kambing sepertinya tidak pernah bertemu untuk menjadi sebuah paduan kuliner yang populer di Indonesia.
Salah satu chef senior Indonesia, Haryo Pramoe mengatakan bahwa
bakso dan daging kambing memiliki latar belakang budaya yang berbeda. Terutama
ketika memengaruhi budaya kuliner di Indonesia.
“Bakso itu adalah
tradisi dari China, kambing tradisi Timur Tengah. Keduanya berasal dari
kebudayaan berbeda, ” ujarnya.
Itu
sebabnya olahan kambing lumrah ditemukan di kampung-kampung Arab.
Sedangkan mayoritas bakso berasal dari perkampungan China. Meski begitu, ada
lokasi di mana kedua budaya tersebut berbaur dan menghasilkan perpaduan kuliner
antara bakso dan kambing. Hal tersebut terjadi pasca jalur sutera.
“Ada akulturasi dari
keduanya di salah satu provinsi muslim China. Berkat jalur sutra di Xinjiang,
China,” jelasnya.
Disana kambing dimasak
oleh masyarakat setempat, dibuat menjadi ragam kuliner yang lazim dikonsumsi
masyarakatnya. “Tapi bicara soal bakso dalam terminologi Eropa, ada bakso
kambing dengan nama lamb marrocan meatballs,” lanjut Chef
Haryo.
Bakso di Eropa yang berbahan
dasar daging kambing tersebut dimasak dengan cara dicacah. Lalu diberi bumbu
marjoram, bay leaf, oregano, rosemary, telur, sedikit tepung roti, untuk
kemudian disiram dengan saus krim. Di Indonesia sendiri, hidangan seperti itu
menurutnya hampir mirip dengan cara mengolah sate buntel khas Solo.
Menu bakso daging
bakso sebenarnya tersedia pada menu olahan Aqiqah Nurul Hayat. Akan tetapi
banyak pelanggan yang belum mengetahuinya. Padahal salah satu olahan kambing
ini juga tidak kalah lezatnya. Penasaran ? Bisa langsung menghubungi kontak atau website kami.
Komentar
Posting Komentar